Medical Check Up saat usia muda? Ini pengalaman saya

Pada bulan Februari 2022, saya memutuskan untuk mengikuti Medical Check Up (MCU) di rumah sakit, menjadi pengalaman pertama saya mengikuti check up. Saya mengikuti MCU bukan karena sakit atau sudah tua (saya masih kepala 2), tetapi sebagai tindakan pencegahan saja, supaya bila ada penyakit dapat terdeteksi terlebih dahulu dan pengobatannya lebih mudah serta murah.

Kalau sempat sakit parah biaya pengobatannya bisa sangat mahal. Seluruh harta saya dan orang tua mungkin tidak akan cukup untuk berobat.

Tentang Medical Check Up

Medical Check Up (MCU) adalah kegiatan pemeriksaan tubuh secara luas sampai bagian dalam dengan mengandalkan alat-alat medis ataupun panca indera (minus indera perasa) dokter. Istilah lain dalam Bahasa Inggris adalah physical examination atau medical examination. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti tes kesehatan, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan medis.

Siapa yang perlu melakukan Medical Check Up?

  1. Biasanya yang melakukan MCU adalah orang-orang yang mengidap penyakit dalam seperti penyakit jantung, paru-paru, liver, dll.
  2. Calon mahasiswa perguruan tinggi tertentu, calon pelamar kerja, atau calon politikus juga terkadang wajib melakukan MCU, bahkan cek telinga-hidung-tenggorokan (THT), cek gigi, dan tes buta warna.
  3. Beberapa perusahaan mewajibkan dan membiayai Check Up bagi karyawannya.

Namun sebenarnya semua orang, walaupun masih merasa sehat dan tidak ingin mendaftar ke kampus/pekerjaan tertentu, boleh melakukan Medical Check Up.

Masih sehat kenapa dianjurkan Medical Check Up?

Saat ini banyak penyakit ganas yang dapat berkembang di tubuh tanpa gejala, atau dengan gejala yang tidak jelas. Pembaca sekalian mungkin pernah mendengar cerita tentang seseorang yang tanpa mengeluh sakit sebelumnya, atau mengeluh sakit di dada, tiba-tiba “lewat” begitu saja. Lebih ngeri lagi bila orang itu masih muda, di bawah 35 tahun.

Bisa jadi, orang tersebut mengalami gangguan jantung, baik penyakit jantung koroner atau gangguan jantung lainnya.

Sakit di dada, terutama dada sebelah kiri, adalah salah satu gejala sakit jantung. Tapi, ada penyakit lain yang bisa memiliki gejala mirip (sakit/nyeri di dada), yaitu kanker paru.

Info lebih lengkap:
https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah

Satu gejala belum pasti milik satu penyakit

Karena ada penyakit yang bergejala sama, tanpa pemeriksaan medis dan panduan dari dokter, Kita sendiri tidak boleh sembarangan menentukan sakit yang kita derita.

Contohnya bila kita merasa sakit di dada dan sembarangan menentukan bahwa itu sakit jantung, padahal sebenarnya mungkin karena masalah di paru-paru atau bagian dada lainnya, lalu dengan sembarangan pula kita minum obat sakit jantung. Sembuh enggak, malah mungkin nambah sakit yang lain, malah kita menderita kanker lainnya, yaitu kantong kering alias gak punya duit.

Medical Check Up: ketahui lebih cepat, tangani dengan mudah dan murah

Dengan melakukan Medical Check Up, kita bisa mengetahui seberapa besar potensi penyakit dalam yang bisa saja dialami oleh tubuh. Penyakit dalam yang sudah sempat muncul (namun selama ini tidak kita sadari) pun bisa ketahuan, selagi belum parah.

Selagi masih ringan, untuk menyembuhkan penyakit tersebut dokter bisa saja memberikan pengobatan yang ringan dan lebih murah. Bahkan beberapa kenalan ayah saya mendapat nasihat dari dokter bahwa mereka tidak perlu obat untuk sembuh, cukup berolahraga dan menjaga pola makan/hidup.

Dengan melakukan MCU, ada atau tidak ada penyakit bisa membuat kita lebih tau dan terpacu dalam menjaga pola hidup, seperti mengontrol makan, merokok, konsumsi alkohol, dan jadwal tidur. Kita juga dibimbing oleh dokter di sana.

Tempat

Seminggu sebelumnya, saya melakukan pencarian laboratorium, klinik, atau rumah sakit yang menyediakan layanan Check Up. Saya mencari info di Google dan aplikasi konsultasi dokter online. Akhirnya saya memilih Eka Hospital Cibubur dengan pertimbangan harga, kelengkapan layanan, dan jarak dari rumah.

Saat itu, Eka Hospital Cibubur sedang mengadakan promo Check Up dalam rangka menyambut Imlek. Dengan harga Rp1.299.000 dan DISKON sebanyak usia pasien, serta kelengkapan layanan, jarak yang tidak begitu jauh dari rumah, dan kondisi jalan yang lancar, saya merasa ini adalah salah satu good deal, pilihan yang cukup tepat.

Nyenggol dikit:
Pengalaman saya melewati Jalan Tol Cibitung-Cimanggis yang dekat dari Eka Hospital.

Proses Medical Check Up

Pendaftaran

Di rumah sakit ini, daftarnya cukup mudah, yaitu lewat chat WhatsApp. Setelah lewat panduan oleh operator dan pesan otomatis, saya mendaftarkan diri dengan mengirimkan nama, alamat, nomor telepon, tanggal MCU, dan paket layanan. Pendaftaran maksimal 1 hari sebelum MCU (H-1).

Persiapan

Ada beberapa persiapan, yaitu:

  1. Tidur cukup
  2. Puasa (tidak makan, hanya boleh minum air putih) selama 10–12 jam. Karena jadwal MCU saya jam 08:00, maka paling lambat jam 10 malam saya sudah tidak boleh makan.
  3. Beli sarapan, untuk sarapan setelah MCU selesai, karena untuk paket ini tidak dapat sarapan gratis.
  4. Persiapan dokumen: KTP
  5. Masker medis, karena masih dalam masa pandemi.

Daftar ulang di rumah sakit

Daftar ulang di rumah sakit sebaiknya setengah jam sebelum check-up mulai.

Karena jadwal saya jam 8 pagi, saya datang dan daftar ulang pukul setengah 8 (07:30). Karena ini pertama kali saya berurusan dengan Eka Hospital, saya harus daftar sebagai pasien juga dengan mengisi form yang sudah tersedia. Saya juga mendapat gelang pasien di tangan kiri. Selesai isi form, saya langsung menunggu giliran.

Akhirnya waktu menunjukkan pukul 08:00. Tibalah giliran saya untuk Medical Check Up. Saya langsung masuk, dengan pendampingan seorang perawat/petugas.

Pengambilan sampel darah

Contoh alat-alat pengambilan sampel darah dalam medical check up. pexels karolina grabowska
Contoh alat-alat pengambilan sampel darah. Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Saya duduk di sofa. Untuk konfirmasi, saya diminta untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir. Petugas lalu mengencangkan bagian lengan atas dengan sebuah sabuk. Mungkin supaya darahnya bisa mengalir keluar.

Petugas lalu menusukkan jarum dengan penghisap ke bagian tengah lengan saya dan memasang sebuah tabung sampel. Walaupun jarumnya terlihat lebih besar daripada jarum vaksin COVID, tapi nggak kerasa sakit. Bagi yang takut dengan jarum, tenang aja yaa… Setelah tabung 1 terisi cukup, petugas melepas tabung pertama dan memasukkan tabung kedua, lalu ketiga, dengan cara yang sama.

Pengambilan sampel urin

Tabung sampel urin. Photo by Mikhail Nilov from Pexels
Tabung sampel urin. Photo by Mikhail Nilov from Pexels

Saya diberikan sebuah tabung dengan kapasitas 50 mL. Saya harus buang air kecil (kencing/pipis) ke dalam tabung tersebut, tentunya di dalam toilet dan oleh diri sendiri.

Sebagian urin yang keluar pertama harus dibuang terlebih dahulu, baru urin selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung sampai paling tidak 40 mL. Kalau isi penuh lebih bagus. Sisanya buang ke WC. Selesai pengambilan urin, saya meletakkan tabung sampel di tempat pengumpulan, lalu kembali ke ruang tunggu.

Pengukuran tekanan darah

Di ruang tunggu, saya langsung menuju ke tempat pengukuran tekanan darah. Pengukuran tekanan menggunakan peralatan/mesin yang lebih besar. Berbeda dari poliklinik biasa yang menggunakan alat elektronik kecil atau alat ukur tekanan darah dengan pompa tangan manual.

Petugas menempelkan alat deteksi tekanan darah di lengan atas saya. Posisinya sama seperti pengukuran tekanan darah saat berobat di klinik biasa. Sebuah capit kecil juga ditempelkan di ujung jari telunjuk.

Hasil pengukuran tekanan darah saya normal, masih sekitar 120/80 mmHg. Selain pengukuran tekanan darah, petugas juga menanyakan saya mengenai beberapa masalah kesehatan yang mungkin pernah terjadi. Misalnya alergi obat, dan saya tidak pernah mengalami itu.

Pengukuran berat badan dan tinggi badan

Dari tempat ukur tekanan darah, petugas mengarahkan saya ke timbangan. Timbangan ini mengukur berat badan dan ada juga pengukur tinggi badannya. Pasien tinggal berdiri di timbangan dengan melepas barang yang sekiranya bisa memberatkan, seperti tas.

Rontgen Thorax (dada)

Contoh hasil rontgen thorax. Photo by Anna Shvets from Pexels
Contoh hasil rontgen thorax. Photo by Anna Shvets from Pexels

Selepas pengukuran berat badan dan tinggi badan, saya langsung menuju ke lantai bawah, bagian radiologi. Di bagian radiologi, petugas memotret bagian dalam dada saya dengan sinar X (rontgen/ronsen) sehingga organ dalam saya beserta kerusakan/ketidaknormalannya (bila ada) akan terlihat.

Sesampainya di bagian radiologi (dalam), sebelum pemeriksaan, saya harus membuka baju saya sehingga bagian dada dan perut terlihat. Saya harus menempelkan dada dan perut saya ke alat rontgen. Alat akan membaca bagian dalam tubuh saya dan nantinya akan disajikan dalam bentuk gambar.

Elektrokardiogram

Proses selanjutnya adalah Elektrokardiogram (EKG) untuk mengukur jumlah detak jantung dalam 1 menit serta mendeteksi ketidakteraturan detak jantung. Ruang EKG ada di belakang ruang tunggu MCU. Itu artinya saya harus naik lagi ke lantai atas.

Ketika sampai di ruangan, petugas langsung meminta saya untuk berbaring di tempat tidur. Baju dan kaki celana saya harus diangkat supaya dada dan pergelangan kaki terlihat, karena alatnya yang berbentuk capit harus dijepit di bagian itu. Tenang saja, capitnya nggak sakit sama sekali kok, dan nggak ada nyetrum sama sekali.

Gambaran proses Elektrokardiogram. Photo by Los Muertos Crew from Pexels
Gambaran proses EKG. Photo by Los Muertos Crew from Pexels

Ada beberapa capit, saya lupa jumlahnya. Tempat penjepitannya ada di dada bagian kiri, sedikit di atas kedua pergelangan tangan, dan sedikit di atas kedua pergelangan kaki.

Petugas kemudian mengukur detak jantung saya di mesin EKG. Saya harus tetap rileks dan santai. Setelah kira-kira satu menit, pengukuran selesai dan petugas melepas alat. Saya kembali ke ruang tunggu untuk sarapan.

Menunggu hasil Medical Check Up

Hasil akan selesai dalam waktu 2–3 jam. Selama itu, saya nunggu di ruang tunggu sambil makan nasi dengan lauk sate ayam.

Konsultasi dengan dokter

Tiga jam kemudian, hasil uji laboratorium keluar. Saya langsung dibawa oleh petugas sampai ke ruang dokternya.

Sebelum menjelaskan hasil Medical Check Up, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik kembali dengan melihat bentuk tubuh (yang mungkin abnormal) dan melakukan pemeriksaan mata dan telinga. Bagian perut juga diraba dan ditekan, serta bagian pinggang dipukul-pukul ringan untuk mengecek apabila ada bagian yang sakit ketika disentuh. Bila terasa sakit, ada kemungkinan bagian dalamnya sakit.

Selesai pemeriksaan fisik, dokter kembali menanyakan nama dan usia, riwayat sakit, riwayat vaksinasi, riwayat alergi, dan keluhan-keluhan yang ada, sambil menjelaskan hasilnya. Untung saja tubuh saya masih normal hampir seluruhnya, kecuali asam urat yang tinggi.

Nasihat dokter: kurangi makanan penyebab tingginya asam urat

Dokter menasihati saya untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung kacang-kacangan, daging, ikan laut atau seafood lainnya, jeroan, dan beberapa sayuran hijau. Memang mungkin salah satu penyebab tingginya asam urat saya adalah karena sering makan tahu dan tempe, dipadu dengan udang (hmmmm mantap betul).

Tahu dan tempe terbuat dari kedelai yang merupakan salah satu jenis kacang. Sedangkan udang adalah salah satu seafood. Ketiga makanan ini tinggi akan purin yang nantinya akan dibuang oleh tubuh dalam bentuk asam urat.

Penutup

Walaupun berurusan dengan jarum dan banyak mesin, Medical check up itu nggak menakutkan. Nggak menegangkan juga. Malah setiap petugas dan dokter akan menyambut pasien MCU dengan ramah. Dan tentunya tidak ada yang nyetrum.

Jadi, cobalah sesekali ikuti MCU di klinik atau rumah sakit terdekat, untuk mengetahui seberapa sehat tubuhmu. Bila memiliki uang lebih banyak, bagus banget bila melakukan MCU secara rutin setiap tahun.

Tips

Beberapa tips dari saya dalam mengikuti Medical Check Up:

  1. Pakai baju yang mudah dilepas, karena beberapa kali harus membuka baju (rontgen dan EKG)
  2. Pakai baju/kemeja lengan pendek, supaya gampang saat pengambilan sampel darah dan pengukuran tekanan darah
  3. Pakai sendal atau sepatu yang mudah dilepas, untuk mempermudah lepas-pasang sepatu saat naik ke tempat tidur.
  4. Setiap pengujian, petugas hampir selalu menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir. Sebutkan saja, karena salah satu tujuannya adalah memastikan kalau orangnya benar sesuai nama yang ada di kartu pasien/gelang pasien.
  5. Jawablah dengan jujur bila ditanya tentang data diri, riwayat penyakit, keluhan, atau pertanyaan lain yang berhubungan dengan proses/hasil MCU. Supaya dokter dapat memberikan saran dan solusi yang tepat untuk mengatasi penyakit atau keluhan.
  6. Jangan segan-segan bertanya kepada petugas tentang proses medical check up.

Komentar

Hi there,

We run a YouTube growth service, which increases your number of subscribers safely and practically.

We aim to gain you 700+ real human subscribers per month, with all actions safe as they are made manually (no bots).

The price is just $60 (USD) per month, and we can start immediately.

Let me know if you wish to see some of our previous work.

Kind Regards,
Emily

Hi there,

We run a YouTube growth service, which increases your number of subscribers both safely and practically.

[X] Targeted Audience Growth: We go beyond just numbers. We focus on attracting viewers genuinely interested in your niche, leading to long-term engagement.
[X] Sustainable Strategies: Our approach leverages optimization, community building, and content promotion for lasting growth, not quick fixes.
[X] Human-Centered Expertise: We don’t rely on bots. A dedicated team analyzes your channel and creates a personalized plan to unlock your full potential.

Our packages start from just $60 (USD) per month.

Would this be of interest?

Kind Regards,
Emily

Hey there,

Are you tired of spending countless hours on repetitive marketing tasks?

Imagine having a personal AI assistant that can handle everything from writing high-converting copy to creating stunning websites and videos – all within your WordPress dashboard.

This revolutionary AI tool can complete hundreds of marketing tasks in seconds, saving you time and money.

1. Write captivating content: Articles, landing pages, emails, ebooks, and more – all crafted by AI to perfection.
2. Design stunning visuals: Create professional-looking logos, graphics, and websites in seconds.
3. Automate marketing tasks: Build high-converting funnels, manage social media, and generate leads on autopilot.
4. Develop mobile apps: No coding skills needed! WP Genie can build apps you can sell for thousands.

And so much more!

Learn more: furtherinfo.org/genie

Plus, WP Genie is:

– 16x faster than ChatGPT
– Always available: No outages like with other AI tools.
– Easy to use: No technical skills required.

For a limited time, get our plugin for a one-time price of just $17 (normally $30/month).

This offer won’t last long, so don’t miss out.

Click here to learn more and unlock the power of AI for your WordPress site: furtherinfo.org/genie

Sincerely,
Melody

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *