Berdiri Dekat Pintu Bus atau Kereta: Praktis, Tapi…

thumb
Pintu KRL saat kosong

Berdiri di dekat pintu adalah salah satu kebiasaan pengguna transportasi umum perkotaan. Praktik ini biasanya dilakukan ketika keadaan angkutan sedang penuh. Namun, ada juga beberapa orang lain yang melakukannya karena alasan lain.

Di beberapa moda transportasi, seperti BRT TransJakarta, berdiri di depan pintu sebenarnya tidak boleh. Di dalam bus, kita selalu dapat melihat tanda larangan berdiri di setiap pintu-pintu bus. Namun, tidak ada larangan untuk moda transportasi seperti KRL dan LRT.

warning

Peringatan

Berdiri di dekat pintu masuk dapat berisiko bahaya. Selalu waspada dan jangan bermain-main bila terpaksa harus berdiri depan pintu.

Mengapa Berdiri Dekat Pintu?

Di bawah ini adalah beberapa orang tidak mencoba masuk lebih dalam ke bagian tengah bus atau kereta, tetapi memutuskan untuk mengambil tempat di depan pintu.

Penuh

Pada jam-jam sibuk, misalnya saat pagi berangkat kerja atau pulang kerja sore-sore, angkutan umum selalu penuh. Apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya.

Ini menyebabkan semua sisi bus atau kereta penuh oleh penumpang. Penumpang yang masuk belakangan mustahil menembus kerumunan untuk menuju ke tengah dan terpaksa berdiri di dekat pintu.

Tempat Tujuan Tidak Jauh

Bila halte/stasiun tujuan hanya berjarak 1, 2, atau 3 pemberhentian dari halte/stasiun saat ini, terkadang penumpang memilih berdiri di dekat pintu agar bisa turun dengan segera, sesaat setelah angkutan berhenti.

Dalam situasi kereta/bus penuh, ini bisa menjadi pilihan paling praktis, karena jika masuk terlalu dalam, saat mau turun perlu bersiap-siap lebih awal untuk menembus kepadatan penumpang.

Ingin Melihat Pemandangan

Jalanan dan pemandangan di sekitar angkutan bisa saja menarik, dan jendela pintu mungkin menjadi tempat paling leluasa untuk melihat pemandangan, terutama pada angkutan yang duduknya berhadap-hadapan (misalnya KRL dan sebagian armada TransJakarta).

Berdiri dekat pintu transjakarta

Enak dan Praktis, Tapi….

Berdiri dan berdiam di dekat pintu keluar-masuk memang praktis dan bisa turun cepat. Tetapi, ini bisa menimbulkan beberapa ketidaknyamanan dalam angkutan, seperti:

Menghalangi Jalan Keluar

Tidak terlalu masalah bila yang akan keluar hanya 1 sampai 5 penumpang. Tetapi, keberadaan penumpang yang berdiri dekat pintu bisa menghalangi jalan keluar-masuk. Apalagi bila banyak yang keluar atau masuk, misalnya di stasiun transit (Manggarai, Tanah Abang, Duri) atau halte transit (Dukuh Atas, CSW, Widya Chandra, Cawang).

suasana krl yang sedang penuh sehingga berdiri dekat pintu menjadi opsi terbaik
Suasana KRL yang sedang penuh

Risiko Terjatuh

Terlalu dekat, atau bahkan bersandar di pintu adalah tindakan yang berbahaya, karena berisiko jatuh saat pintu terbuka. Biasanya, penumpang bisa terdesak ke arah pintu karena padatnya situasi di dalam angkutan. Namun, beberapa orang ada juga yang tetap bersandar ke pintu walaupun tidak penuh.

Risiko Terjepit

Terjepit pintu dapat disebabkan oleh posisi penumpang yang terlalu dekat ke pintu. Lagi-lagi biang kerok-nya adalah padatnya kondisi armada angkutan. Tetapi di luar kondisi tersebut, ada juga yang membandel, sengaja berdiri atau bahkan bermain-main di dekat pintu.

Berbagai bagian tubuh atau barang bisa terjepit pintu, mulai dari jari, rambut, baju, tas, bahkan hingga sekujur tubuh.

Mengurangi Risiko Bahaya dan Ketidaknyamanan

Dalam keadaan tertentu, berdiri di dekat pintu memang terpaksa harus dilakukan. Dengan risiko bahaya dan ketidaknyamanan yang mengintai, untuk menguranginya, terapkan hal-hal ini setiap kali naik angkutan umum.

  1. Beri jalan untuk penumpang naik turun. Bahkan bila keadaan mengharuskan, keluarlah sebentar dari bus/kereta untuk memberi jalan, dan masuk lagi setelah penumpang lain keluar.
  2. Perhatikan tempat-tempat dengan larangan berdiri. Ini seringkali ditemukan di armada TransJakarta atau BRT lainnya, tepatnya di dekat pintu keluar-masuk. Jangan berdiri di tempat ini.
  3. Perhatikan arah pembukaan pintu. Terutama pada armada-armada bus kota yang lebih baru, karena cara pembukaannya melipat ke dalam bus, bukan bergeser di samping bus. Hati-hati berdiri di sebelah kanan atau kiri jalan keluar, karena sangat berisiko terjepit pintu yang sedang dibuka.
  4. Dengarkan instruksi dan pengumuman dari petugas. Misalnya, ketika kereta akan berangkat dan petugas mengumumkan “Hati-hati, pintu akan ditutup”, berhati-hatilah, agar tidak ada barang atau bagian tubuh yang terjepit.
  5. Jangan bersandar ke pintu!

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *